VManusia tidak dapat melihat jin dalam bentuk yang asli karena Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ
“Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan, sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari surga; ia menanggalkan pakaiannya dari keduanya untuk memperlihatkan–kepada keduanya–‘auratnya. Sesungguhnya, ia (iblis/setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya, Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (Qs. Al-A’raf:27)
Firman Allah subhanahu wa ta’ala pada ayat ini, “Sesungguhnya, ia (iblis/setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka,” menunjukkan bahwa manusia tidak dapat melihat jin, yaitu pada bentuk mereka yang asli.
*Bismillah...*
*"Siapa saja yang Bisa Melihat Jin ?"*
Secara umum sifat jin tersembunyi. Tidak bisa dilihat oleh manusia. Para ulama mengungkapkan bahwa jin bisa dilihat dalam dua keadaan.
*■Keadaan pertama:*
Jin bisa dilihat ketika ia ber-tasyakkul yaitu mengubah bentuk/ rupa ke bentuk yang lain, bukan dalam bentuk aslinya. Mereka bisa dilihat karena ingin menampakkan diri atau Allah menghendaki seseorang untuk melihatnya. Dan Allah menghendaki sebagian sahabat melihat jin dalam kondisi ini.
Hanya saja, ini jarang terjadi karena pada asalnya sifat jin tersembunyi.
*■Keadaan kedua:*
Dalam bentuk asli yang Allah ciptakan. Dalam kondisi ini, hanya beberapa jenis manusia dan hewan-hewan tertentu, yaitu:
*●Pertama: Para Nabi*
Telah valid dalam nash bahwa Rasulullah shallallhu alaihi wasallam meilihat jin dalam rupa aslinya.
Dalam riwayat Muslim, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mencekik syaithan yang membawa api saat Beliau sedang memimpin shalat dan ini tidak dilihat para Sahabat.
Begitu pula Nabi yang lain, termasuk Sulaiman ‘alaihisalam.
Al-Baihaqi meriwayatkan dalam Manaqib as-Syafi’I dengan sanad dari ar-Rabi’:
“Aku mendengar as-Syafi’I berkata, siapa yang menyangka bahwa ia telah melihat jin (dalam rupa asli yang Allah ciptakan –ed) maka kami batalkan persaksian syahadatnya, kecuali ia seorang Nabi.” (Fath al-Bariy 6/372)
*●Kedua: Para tukang sihir*
Para tukang sihir mampu melihat dan berbicara dengan jin. Mereka mampu melihat apa yang dilakukan para jin, termasuk jin-jin yang ada di dalam tubuh korban sihir atau sejenisnya. Namun kemampuan mereka ini tentunya berasal dari jin,.
*●Ketiga: korban sihir*
Walaupun begitu tidak semua korban jin mampu melihat jin. Terkadang mereka bisa melihat jin yang mengganggu dengan jelas maupun samar-samar. Dan ini realita berdasarkan kenyataan di lapangan.
*Karena itu, mereka yang bisa melihat penampakan secara umum perlu diruqyah karena itu termasuk gangguan.*
*●Keempat: Himar/ keledai.*
Hal ini berdasarkan hadits riwayat al-Bukhariy dan Muslim. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Jika kalian mendengar keledai maka berlindunglah kepada Allah karena dia melihat syaithan.”
______
■Diringkas (dengan penambahan -ed) dari kitab Maradh as-Sihr karya syaikh Sa’ad Sa’id Ahmad Abduh, hal 51-53, penerbit Dar ibn al-Jauziy, Mesir.
*Semoga bermanfaat dan membawa barokah....* Aamiin
Copas dari group _Roqi Nusantara_
*Salam semoga JOSSS...*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar