Seri Pengobatn Ruhani
*Mencegah Sifat Rakus*
JIKA SIFAT RAKUS dibiarkan lepas kendali maka ia . akan membuat seseorang dikuasai nafsu untuk makan sepuas-puasnya. Sifat ini menuntut terpenuhinya banyak hal yang menjerumuskan seseorang ke liang kehancuran. Sifat inilah penyebab utama menguatnya nafsu seksual.
Al-Harits ibn Kaldah)2 mengatakan bahwa makhluk daratan dan segenap binatang liar mati disebabkan menyantap makanan.
Yang lain mengatakan, kalau ahli kubur ditanya mengenai sebab kematian mereka maka mereka akan menjawab kelebihan lemak.
Ada sebuah riwayat yang juga dikaitkan dengan imam al-Hasan bahwa seseorang berkata kepada Samurah, “Anakmu tidak bisa tidur semalaman.” Ia bertanya, “Apakah karena kekenyangan.?”)3 Orang itu menjawab, “Ya, karena kekenyangan.” “Kalau begitu,” jawab Samurah, “aku tidak akan menyalatinya jika ia sampai mati.”.
Seseorang mengejek yang lain dengan berkata, “Bapakmu meninggal karena kebanyakan makan, sedangkan ibumu meninggal karena kebanyakan minum. . “Uqbah al-Rabis'i berkata, “Suatu ketika aku masuk ke rumah Imam al-Hasan. Waktu itu ia sedang makan, lalu mengajakku, Mari makan!” Kujawab, “Tadi aku makan kekenyangan.;Sontak ia berkata,
"Subbanallah, orang muslim makan hingga kekenyangan?”
****
Orang pintar makan untuk bertahan hidup, sementara orang bodoh bertahan hidup untuk makan. Tak jarang sesuap makanan dapat membuat seseorang tak bisa makan dan menjadi biang kehancuran. Masalah tercelanya perut yang kenyang sudah saya singgung dalam kitab Luqath fil-Manaf“. Kalau di dalam kitab ini saya menyinggungnya lagi, itu dimaksudkan agar setiap orang mencegah diri dari sifat rakus ini sehingga terhindar dari akibat buruknya. Bahwa saya mengawali kitab ini dengan pembahasan tentang keutamaan akal dan ketercelaan hawa nafsu, itu tak lain agar kita tidak terjerumus ke dalam kehinaan, dan terlepas dari kekhawatiran akan timbulnya akibat-akibat buruk yang tidak diinginkan.”
***
Sifat rakus ini juga berkenaan dengan pemenuhan hajat seksual. Dalam al-Luqatb saya jelaskan bahwa apabila pemenuhan hajat seksual inisering dilakukan akan berakibat pada gangguan kantong mani sehingga makanan-makanan mentah tersedot ke sana. Juga akan mengganggu organ-organ Vital lainnya, seperti otak, hati, dan jantung. Temperatur tubuh jadi menurun, dan ini membantu mempercepat proses kehancuran.
Jiwa yang bersih melakukan persetubuhan semata untuk mencegah kejahatan yang terpendam atau untuk memperoleh keturunan. Jika hal itu dilakukan semata untuk memenuhi kepuasan nafsu seksual, tak ada bedanya dengan binatang.
****
Rakus juga berkenaan dengan menumpuk kekayaan. Adalah gila dan dungu jika seseorang mengumpulkan harta melebihi batas kebutuhan. Sebab, harta lebih yang dikumpulkannya itu sesungguhnya bukan miliknya, melainkan bagian orang lain. Memang, tak dapat dimungkiri bahwa orang yang mengumpulkan kekayaan akan berkecukupan dan tidak membutuhkan lagi pemberian dari orang lain. Ia juga dapat memenuhi kebutuhan anak-anaknya, dan menyisihkan sebagian untuk orang-orang yang membutuhkan. Hanya saja, bagi orang yang berakal sehat sudah semestinya setelah kadar kebutuhan akan harta itu terpenuhi-tidak menyia-nyiakan sisa waktu yang sangat berharga itu. Ia juga mesti mencemaskan ruh yang masih hampa nilai ketika dalam perjalanan mencari harta baik di daratan maupun di lautan. Alangkah tepat apa yang dikatakan seorang penyair:
Orang yang menghabiskan hari-harinya Semata untuk menumpuk harta Khawatir dirinya miskin papa?
Itulah kemiskinan yang sebenarnya
Tak jarang kita lihat dan kita dengar orang yang berpetualang demi mencari kekayaan, di usianya yang sudah senja ia masih mengarungi lautan lepas dengan harapan memperoleh keuntungan melimpah, tetapi di tengah perjalanan ia tertimpa musibah sehingga tak sempat mencicipi apa yang diimpikan.
Penyakit ini harus diobati dengan cara merenungkan apa tujuan dari harta benda, mempertirn bangkan hasil yang mungkin diperoleh seraya khawatir apakah hartanya menjadi yang terbaik. Yakni, mempertimbangkan antara keberadaan dirinya dan waktu yang tersedia. Orang yang tak henti-hentinya berdialog dengan akal sehatnya pasti akan mengetahui apa yang seharusnya ia lakukan. Tetapi, orang yang sudah dikuasai penyakit rakus akan memilih kematian di padang kerakusan itu sendiri. Dan, tak ada yang ia tinggalkan selain-binatang tunggangan dan pelananya.
Demikian pula rakus berkenaan dengan segala jenis kesenangan duniawi, seperti bangunan megah, pakaian indah, kendaraan mahal, dan sebagainya. Penyakit ini berpangkal pada penurutan hawa nafsu, dan hanya mungkin disembuhkan melalui kesadaran bahwa pertanggungjawaban (hisab) atas harta yang ha' lal kelak di hari kiamat sangatlah berat, bahwa berlebih-lebihan itu dilarang. Juga, bahwa Allah Swt. tidak sudi memandang orang yang suka menarik bajunya dengan sikap angkuh dan sombong, bahwa segala sesuatu berpahala bagi brang mukmin kecuali bangunan.
Orang berakal adalah orang yang memikirkan seberapa lama ia akan tinggal di dunia ini dan ke rumah mana ia akan berpindah? Dengan begitu, ia akan merasa puas mengenakan pakaian sekadar menutupi tubuhnya, dan tinggal di rumah sekadar bisa berteduh. Disebutkan dalam hadis bahwa Nabi Nuh a.s. tinggal di gudang gandum selama 950 tahun, bahwa Rasulullah saw. tidak pernah meletakkan batu bata di atas batu bata, dan bahwa di baju Umar terdapat dua belas tambalan. Mereka itu tahu bahwa dunia adalah padang tandus yang tidak akan didiami selamanya.
Orang yang tidak menyadari masalah ini pasti akan terjangkit penyakit rakus.
Jadi, dengan mengetahui dan memikirkan masalah ini, dan merenungkan biografi para ulama, Yang berpikiran sehat, penyakit rakus ini dapat disembuhkan.“
🌾🌾🌾🌾🌾
-------------------------------------
2) Al-A'lam karangan al-Zarkali, 2/157: “Al Harits ibn Kaldah al-Tsaqafi adalah seorang dokter Arab pada masanya, juga salah seorang ahli hikmah kesohor di Thaif. Ia dua kali berknjung ke Persia untuk memperdalam ilmu kedokteran. Lahir sebelum Islam., hidupnya menuruti masa Rasulullah saw, Abii Bakr, “Umar, “Utsman, “Ali, dan ‘Mu‘awiyah. Mengenai kapan. ia memeluk Islam, ulama berselisih pendapat. Yang pasti, Rasulullah saw. menyuruh orang yang terserang penyakit berobat.
------------------------
kepadanya. Di samping sejumlah kata-kata bijak, ia juga menulis kitab Muhawarah fi al-Thibb (Dialog Kedokteran) antara dia dan Kisra Anusyarwan.
3)Taj al-“Arus, 8/202: “Kekenyangan, maksudnya adalah kebanyakan makan hingga menyusahkan. Dalam hadis versi al Hasan disebutkan, “Sampai kau beserdawa karena kekenyang' itu?”. Menurut hadis versi Samurah ibn Jandabz “Seseorang mengabarkan padanya, “Anakmu tak bisa tidur semalam karena kekenyangan.” Ia menjawab, “Kalau ia sampai mati, aku ti dak akan menyalatinya."
📚 Al Thibb Al Ruhani
✍ Ibnul Jauzi
📮 Abu Azka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar