Senin, 02 Januari 2017

II. WAKTU – WAKTU SHOLAT WAJIB


II. WAKTU – WAKTU SHOLAT WAJIB
Materi  Tujuan Penyampaian Materi
Dalil – dalil seputar waktu sholat. - Jamaah mengerti awal dan akhir waktu bagi tiap2 sholat (dhuhur, ashar, maghrib, isya’, shubuh).
- Jamaah memahami bahwa sholat menjadi wajib dikerjakan ketika sudah masuk waktunya.
- Jamaah berusaha sholat di awal waktu dan tidak menunda sholat sampai diluar waktunya.
- Jamaah memahami bahwa tidak ada kemurahan menunda sholat dalam keadaan apapun (sakit, perang, genting, dll).

DALIL – DALIL SEPUTAR WAKTU SHOLAT
1. 
Sholat Waktu
Awal Akhir
Dhuhur  Ketika matahari tergelincir kearah barat Ketika bayangan panjangnya sama dengan bendanya
Ashar  Ketika bayangan panjangnya sama dengan bendanya Ketika panjang bayangan  dua kali lipat bendanya (sebelum sinar matahari kekuning-kuningan)
Maghrib  Ketika matahari betul-betul terbenam Hilangya mega merah
Isya’  Hilangya mega merah (gelap di langit sudah merata) Separuh malam
Shubuh  Matahari terbit fajar shodiq Menjelang matahari terbit

- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ : «هَذَا جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ جَاءَكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ، فَصَلَّى الصُّبْحَ حِينَ طَلَعَ الْفَجْرُ، وَصَلَّى الظُّهْرَ حِينَ زَاغَتِ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلَّى الْعَصْرَ حِينَ رَأَى الظِّلَّ مِثْلَهُ، ثُمَّ صَلَّى الْمَغْرِبَ حِينَ غَرَبَتِ الشَّمْسُ وَحَلَّ فِطْرُ الصَّائِمِ، ثُمَّ صَلَّى الْعِشَاءَ حِينَ ذَهَبَ شَفَقُ اللَّيْلِ , ثُمَّ جَاءَهُ الْغَدَ فَصَلَّى بِهِ الصُّبْحَ حِينَ أَسْفَرَ قَلِيلًا، ثُمَّ صَلَّى بِهِ الظُّهْرَ حِينَ كَانَ الظِّلُّ مِثْلَهُ، ثُمَّ صَلَّى الْعَصْرَ حِينَ كَانَ الظِّلُّ مِثْلَيْهِ، ثُمَّ صَلَّى الْمَغْرِبَ بِوَقْتٍ وَاحِدٍ حِينَ غَرَبَتِ الشَّمْسُ وَحَلَّ فِطْرُ الصَّائِمِ، ثُمَّ صَلَّى الْعِشَاءَ حِينَ ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ» ، ثُمَّ قَالَ: «الصَّلَاةُ مَا بَيْنَ صَلَاتِكَ أَمْسِ وَصَلَاتِكَ الْيَوْمَ» * رواه النسائي

Artinya : “ Dari Abi Huroiroh dia berkata, Rosulullah SAW bersabda : ini Jibril alaihi salam datang pada kalian mengajarkan agama kepada kalian, yaitu dia sholat shubuh ketika fajar telah terbit, dan dia sholat dhuhur ketika matahari tergelincir, lalu dia sholat ashar ketika melihat panjang bayangan seperti dirinya, kemudian dia sholat maghrib ketika matahari terbenam dan orang yang berpuasa halal berbuka, lantas dia sholat isya’ ketika mega  merah telah hilang, kemudian dia datang lagi pada nabi keesokan harinya dan sholat shubuh bersama nabi ketika terang sedikit, lalu dia sholat dhuhur bersama nabi ketika panjang bayangan seperti dirinya, kemudian dia sholat ashar ketika panjang bayangan dua kali lipat dirinya lantas dia sholat maghrib di waktu yang sama yaitu matahari terbenam dan orang yang berpuasa telah halal berbuka, selanjutnya dia sholat isya’ ketika sebagian waktu malam ( 1/3 malam yang awal ) telah berlalu, lalu dia berkata waktu sholat adalah antara sholat kamu kemarin dan sholat kamu hari ini”.

- عَنْ جَابِرٍ قَالَ: سَأَلَ رَجُلٌ رَسُولَ اللهِ ﷺ عَنْ مَوَاقِيتِ الصَّلَاةِ؟ فَقَالَ: «صَلِّ مَعِي» . فَصَلَّى الظُّهْرَ حِينَ زَاغَتِ الشَّمْسُ، وَالْعَصْرَ حِينَ كَانَ فَيْءُ كُلِّ شَيْءٍ مِثْلَهُ، وَالْمَغْرِبَ حِينَ غَابَتِ الشَّمْسُ، وَالْعِشَاءَ حِينَ غَابَ الشَّفَقُ. قَالَ: ثُمَّ صَلَّى الظُّهْرَ حِينَ كَانَ فَيْءُ الْإِنْسَانِ مِثْلَهُ، وَالْعَصْرَ حِينَ كَانَ فَيْءُ الْإِنْسَانِ مِثْلَيْهِ، وَالْمَغْرِبَ حِينَ كَانَ قُبَيْلَ غَيْبُوبَةِ الشَّفَقِ. - قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ الْحَارِثِ - ثُمَّ قَالَ: فِي الْعِشَاءِ: أُرَى إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ " * رواه النسائي

Artinya : “Dari Jabir dia berkata, seorang laki-laki bertanya pada Rosululloh SAW tentang waktu-waktu sholat, maka Beliau bersabda : Sholat bersamaku. Maka Beliau sholat dhuhur ketika matahari tergelincir (ke arah barat), dan sholat ashar ketika panjang bayangan sesuatu seperti bendanya, dan sholat maghrib ketika matahari terbenam, dan sholat isya’ ketika mega merah telah tiada. Dia berkata : lalu (besoknya) Beliau sholat dhuhur ketika panjang bayangan manusia seperti panjang dirinya, dan sholat ashar ketika panjang bayangan manusia dua kali lipatnya, dan sholat maghrib sebentar sebelum terbenamnya mega merah. Abdullah bin Harits berkata : lalu (gurunya Abdullah) berkata : dalam masalah waktu sholat isya’ menurutku 1/3 malam yang awal”.

- عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: شُعْبَةُ: كَانَ قَتَادَةُ - يَرْفَعُهُ أَحْيَانًا، وَأَحْيَانًا لَا يَرْفَعُهُ - قَالَ: «وَقْتُ صَلَاةِ الظُّهْرِ مَا لَمْ يَحْضرِ الْعَصْرُ، وَوَقْتُ صَلَاةِ الْعَصْرِ مَا لَمْ تَصْفَرَّ الشَّمْسُ، وَوَقْتُ الْمَغْرِبِ مَا لَمْ يَسْقُطْ ثَوْرُ الشَّفَقِ، وَوَقْتُ الْعِشَاءِ مَا لَمْ يَنْتَصِفِ اللَّيْلُ، وَوَقْتُ الصُّبْحِ مَا لَمْ تَطْلُعِ الشَّمْسُ» * رواه النسائي

Artinya : “Dari Abdullah dia berkata, Syu’bah berkata : kadang-kadang Qotadah berkata memarfu’kan hadits, kadang-kadang tidak memarfu’kannya. Abdullah bin Amr / Nabi berkata : waktu sholat dhuhur selama belum datang waktu ashar, waktu sholat ashar sebelum sinar matahari menguning, waktu sholat maghrib selama mega merah tidak hilang total, dan waktu sholat isya’ selagi belum separuh malam, dan waktu sholat shubuh selama matahari belum terbit”.

- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: «مَنْ أَدْرَكَ رَكْعَةً مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ قَبْلَ أَنْ تَغِيبَ الشَّمْسُ، أَوْ أَدْرَكَ رَكْعَةً مِنَ الْفَجْرِ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ فَقَدْ أَدْرَكَ» * رواه النسائي

Artinya : “Dari Abi Huroiroh, Nabi SAW bersabda : barang siapa yag menjumpai satu rokaat dari sholat ashar sebelum terbenamnya matahari, atau menjumpai satu rokaat dari sholat shubuh sebelum terbitnya matahari maka sungguh dia menjumpai (sholat dalam waktunya)”.

- عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ، أَنَّهُ قَالَ: سُئِلَ رَسُولُ اللهِ ﷺ عَنْ وَقْتِ الصَّلَوَاتِ، فَقَالَ «وَقْتُ صَلَاةِ الْفَجْرِ مَا لَمْ يَطْلُعْ قَرْنُ الشَّمْسِ الْأَوَّلُ، وَوَقْتُ صَلَاةِ الظُّهْرِ إِذَا زَالَتِ الشَّمْسِ عَنْ بَطْنِ السَّمَاءِ، مَا لَمْ يَحْضُرِ الْعَصْرُ، وَوَقْتُ صَلَاةِ الْعَصْرِ مَا لَمْ تَصْفَرَّ الشَّمْسُ، وَيَسْقُطْ قَرْنُهَا الْأَوَّلُ، وَوَقْتُ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ إِذَا غَابَتِ الشَّمْسُ، مَا لَمْ يَسْقُطِ الشَّفَقُ، وَوَقْتُ صَلَاةِ الْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ» * رواه مسلم

Artinya : “Dari Abdulloh dia berkata, Rosululloh SAW ditanya tentang waktu-waktu sholat, Beliau bersabda : Waktu sholat shubuh sebelum tanduk pertama matahari (pinggiran lingkarannya) terbit, dan waktu sholat dhuhur ketika matahari telah bergeser dari bagian tengahnya langit selagi waktu ashar belum datang, dan waktu sholat ashar selagi sinar matahari belum menguning dan tanduk matahari (pinggiran lingkarannya) belum terbenam, dan waktu sholat maghrib ketika matahari telah terbenam dan selama mega merah belum hilang, dan waktu sholat isya’ sampai separuh malam”.

2. Sholat wajib dikerjakan setelah waktunya masuk, jika mengerjakan sholat sebelum waktunya maka sholatnya tidak sah.

قَالَ تَعَالَى : .... إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا۞ سورة النساء : 103

Artinya : “Alloh berfirman : sesungguhnya sholat bagi orang iman adalah kewajiban yang sudah ditentukan waktunya”. 

3. Sholat harus dikerjakan tepat pada waktunya dalam keadaan apapun (seperti keadaan genting / perang atau sakit) selagi nyawa dikandung badan dan masih sadar.
Contoh :
a. Sholat tetap wajib dikerjakan pada waktuya walaupun ketika perang berkecamuk.

- قَالَ تَعَالَى : وَإِذَا كُنْتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلَاةَ فَلْتَقُمْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا سَجَدُوا فَلْيَكُونُوا مِنْ وَرَائِكُمْ وَلْتَأْتِ طَائِفَةٌ أُخْرَى لَمْ يُصَلُّوا فَلْيُصَلُّوا مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ... الأية۞ سورة النساء : 102

Artinya : “Alloh berfirman : ketika kamu berada di kalangan mereka lalu kamu mengerjakan sholat  untuk mereka maka segolongan dari mereka hendaklah berdiri bersamamu (makmum), dan hendaklah mereka memegang senjatanya, ketika mereka telah sujud (kedua dalam rokaat pertama) hendaklah mereka berada di belakang kalian (berjaga-jaga), dan golongan yang lain yang belum sholat hendaklah mereka sholat sholat bersamamu (makmum), dan hendaklah mereka mengambil penjagaan (bersiaga) dan memegang senjatanya”.

- عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَوْمَ الْأَحْزَابِ: «شَغَلُونَا عَنْ صَلَاةِ الْوُسْطَى حَتَّى آبَتِ الشَّمْسُ، مَلَأَ اللهُ قُبُورَهُمْ نَارًا، أَوْ بُيُوتَهُمْ، أَوْ بُطُونَهُمْ» * رواه مسلم

Artinya : “Dari Ali dia berkata, Rosululloh SAW dalam perang ahzab bersabda : mereka (kafir) telah menyibukkan kita dari sholat yang tengah (ashar) sampai matahari bermalam (terbenam), semoga Alloh memenuhi kuburan mereka dengan api, atau rumah-rumah mereka, atau perut-perut mereka”.

- عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ: «صَلَّى رَسُولُ اللهِ ﷺ صَلَاةَ الْخَوْفِ فِي بَعْضِ أَيَّامِهِ، فَقَامَتْ طَائِفَةٌ مَعَهُ وَطَائِفَةٌ بِإِزَاءِ الْعَدُوِّ، فَصَلَّى بِالَّذِينَ مَعَهُ رَكْعَةً، ثُمَّ ذَهَبُوا وَجَاءَ الْآخَرُونَ، فَصَلَّى بِهِمْ رَكْعَةً، ثُمَّ قَضَتِ الطَّائِفَتَانِ رَكْعَةً رَكْعَةً» قَالَ: وَقَالَ ابْنُ عُمَرَ: «فَإِذَا كَانَ خَوْفٌ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ فَصَلِّ رَاكِبًا، أَوْ قَائِمًا تُومِئُ إِيمَاءً» * رواه مسلم

Artinya : “Dari Ibnu Umar dia berkata : Rosululloh SAW mengerjakan sholat khouf (ketika perang) dalam sebagian hari-hari Beliau yaitu sekelompok berdiri (sholat) bersama Beliau, sedangkan kelompok yang lain berdiri di lurusnya musuh (berjaga-jaga), lalu Beliau sholat satu rokaat bersama kelompok pertama, selanjutnya kelompok pertama tersebut pergi (berjaga-jaga) dan yang lain (kelompok kedua) datang dan nabi sholat bersama mereka satu rokaat, kemudian dua kelompok itu membayar kekurangannya masing-masing satu rokaat, (murid Ibnu Umar) berkata, Ibnu Umar berkata : ketika rasa takut (bahaya perang) lebih banyak daripada itu maka sholatlah dengan naik kendaraan atau dengan berdiri sambil kamu isyarat dengan isyarat (menundukkan kepala dll)”.

b. Sholat tetap wajib dikerjakan pada waktuya walaupun sedang sakit

- عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَتْ بِي بَوَاسِيرُ، فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ ﷺ عَنِ الصَّلاَةِ، فَقَالَ: «صَلِّ قَائِمًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ»* رواه البخاري

Artinya : “dari Imron berkata : aku terkena penyakit ambeien, lalu aku bertaya pada Nabi SAW tentang sholat, maka Nabi bersabda : sholatlah kamu dengan berdiri, jika kamu tidak mampu maka dengan duduk, jika kamu tidak mampu maka atas lambung (tiduran)”.

- عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: لَمَّا مَرِضَ النَّبِيُّ ﷺ مَرَضَهُ الَّذِي مَاتَ فِيهِ أَتَاهُ بِلاَلٌ يُوذِنُهُ بِالصَّلاَةِ، فَقَالَ: «مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ» ، قُلْتُ: إِنَّ أَبَا بَكْرٍ رَجُلٌ أَسِيفٌ إِنْ يَقُمْ مَقَامَكَ يَبْكِي، فَلاَ يَقْدِرُ عَلَى القِرَاءَةِ، فَقَالَ: «مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ» ، فَقُلْتُ: مِثْلَهُ، فَقَالَ فِي الثَّالِثَةِ أَوِ الرَّابِعَةِ: «إِنَّكُنَّ صَوَاحِبُ يُوسُفَ، مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ» ، فَصَلَّى وَخَرَجَ النَّبِيُّ ﷺ يُهَادَى بَيْنَ رَجُلَيْنِ كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَيْهِ يَخُطُّ بِرِجْلَيْهِ الأَرْضَ... الحديث* رواه البخاري

Artinya : “Dari ‘Aisyah dia berkata, ketika nabi sakit pada sakitnya yang mana Beliau wafat karenanya, datanglah Bilal kepada Beliau memberitahu tentang sholat, maka Beliau bersabda : perintahlah Abu Bakar, hendaklah dia sholat (mengimami), aku (‘Aisyah) berkata: sesungguhnya Abu Bakar laki-laki yang gampang menangis, jika dia berdiri di tempat berdirimu, maka dia menangis lalu tidak mampu membaca, maka Beliau bersabda : Perintahlah Abu Bakar hendaklah dia sholat (mengimami), lalu aku (‘Aisyah) berkata seperti ucapan yang awal, maka Beliau bersabda dalam jawaban yang ketiga atau keempat : sesungguhnya kalian seperti teman-teman wanita Yusuf (banyak membantah), perintahlah Abu Bakar hendaklah dia sholat (mengimami), lalu Abu Bakar sholat (mengimami) dan Rosululloh SAW keluar dari kamar dengan digandeng antara dua orang, sepertinya aku melihat nabi menyeret dua kakinya di tanah……”.

- عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: «رَأَيْتُ النَّبِيَّ ﷺ يُصَلِّي مُتَرَبِّعًا» * رواه النسائي

Artinya : “Dari ‘Aisyah dia berkata : aku melihat nabi mengerjakan sholat dengan posisi duduk bersila”.

- عَنْ جَابِرٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ عَادَ مَرِيضًا فَرَآهُ يُصَلِّي عَلَى وِسَادَةٍ فَأَخَذَهَا فَرَمَى بِهَا، فَأَخَذَ عُودًا لِيُصَلِّيَ عَلَيْهِ فَأَخَذَهُ فَرَمَى بِهِ فَقَالَ: «صَلِّ عَلَى الْأَرْضِ إِنِ اسْتَطَعْتَ وَإِلَّا فَأَوْمِ إِيمَاءً وَاجْعَلْ سُجُودَكَ أَخْفَضَ مِنْ رُكُوعِكَ» * رواه البيهقي

Artinya : “Dari Jabir, sesungguhnya Rosululloh SAW menjenguk orang sakit lalu Beliau melihatnya sholat di atas bantal, maka Beliau mengambil bantal itu dan melemparkannya, lalu orang yang sakit mengambil sebatang kayu untuk dia gunakan sholat (untuk pegangan) maka Rosululloh SAW mengambil kayu itu dan melemparkannya  lalu Beliau bersabda: sholatlah di atas bumi (lantai) jika kamu mampu, jika tidak mampu maka isyratlah (dengan menundukkan kepala dan badan) dan jadikanlah isyarat sujudmu lebih rendah daripada ruku’mu”.

4. Mengerjakan sholat di awal waktunya adalah paling utamanya amal.

- عَنْ أُمِّ فَرْوَةَ - وَكَانَتْ مِمَّنْ بَايَعَتِ النَّبِيَّ ﷺ - قَالَتْ: سُئِلَ النَّبِيُّ ﷺ أَيُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: «الصَّلَاةُ لِأَوَّلِ وَقْتِهَا» * رواه الترمذي

Artinya : “Dari Ummi Farwah, dan dia termasuk orang yang berbaiat kepada nabi, dia berkata: nabi ditanya manakah amal yang paling utama?, Beliau SAW menjawab : sholat pada awal waktunya”.

- قَالَ النَّبِيَّ ﷺ : «عَلَيْكُمْ بِذِكْرِ رَبِّكُمْ، وَصَلُّوا صَلَاتَكُمْ فِي أَوَّلِ وَقْتِكُمْ، فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُضَاعِفُ لَكُمْ» * رواه الطبراني

Artinya : “Nabi SAW bersabda : menetapilahdzikir kepada tuhan kalian, dan kerjakanlah sholat kalian di awal waktu, karena sesungguhnya Alloh melipat gandakan (pahala) untuk kalian”.

- قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ : «الوَقْتُ الأَوَّلُ مِنَ الصَّلَاةِ رِضْوَانُ اللهِ، وَالوَقْتُ الآخِرُ عَفْوُ اللهِ» * رواه الترمذي

Artinya : “Rosululloh SAW bersabda : waktu yang paling awal dari sholat mendapat ridho Alloh, dan waktu yang paling akhir mendapat pengempunan dari Alloh”.
5. Menunda sholat tanpa udzur sampai waktunya hampir habis diancam neraka wail dan termasuk ciri – ciri sholatnya orang munafiq, apalagi jika sengaja sholat diluar waktu.

- قَالَ تَعَالَى : فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ ۞ الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ ۞ سورة الماعون : 4-5

Artinya : “ Alloh berfirman : Neraka (jurang) Wail bagi orang-orang yang sholat yaitu orang-orang yang lalai dari sholatnya”.

- قَالَ تَعَالَى : إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللهَ إِلَّا قَلِيلًا ۞ سورة النساء : 142

Artinya : “Alloh berfiman : sesungguhnya orang-orang munafiq mau menipu Alloh dan Alloh menipu mereka, ketika mereka berdiri mau sholat maka mereka berdiri dengan malas, mereka pamer kepada manusia dan tidak ingat / dzikir kepada Alloh kecuali sedikit”.

- حَدَّثَنَا الْعَلَاءُ أَنَّهُ دَخَلَ عَلَى أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فِي دَارِهِ بِالْبَصْرَةِ حِينَ انْصَرَفَ مِنَ الظُّهْرِ وَدَارُهُ بِجَنْبِ الْمَسْجِدِ، فَلَمَّا دَخَلْنَا عَلَيْهِ قَالَ: أَصَلَّيْتُمُ الْعَصْرَ؟ قُلْنَا: لَا. إِنَّمَا انْصَرَفْنَا السَّاعَةَ مِنَ الظُّهْرِ. قَالَ: فَصَلُّوا الْعَصْرَ. قَالَ: فَقُمْنَا فَصَلَّيْنَا، فَلَمَّا انْصَرَفْنَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ: " تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِ: جَلَسَ يَرْقُبُ صَلَاةَ الْعَصْرِ حَتَّى إِذَا كَانَتْ بَيْنَ قَرْنَيِ الشَّيْطَانِ قَامَ فَنَقَرَ أَرْبَعًا لَا يَذْكُرُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا " * رواه النسائي

Artinya : “ Ala’ bercerita pada kami bahwa dia masuk (bertamu) kepada Anas di rumahnya di daerah Basroh ketika dia baru selesai dari sholat dhuhur, dan rumahnya (Anas) berada di dekat masjid, ketika kami (Ala’) masuk pada Anas, dia berkata : apakah kalian sudah sholat ashar ?, kami menjawab : belum, sesungguhnya kami baru selesai dari sholat shuhur sekarang, Anas berkata : solatlah ashar sekarang, Ala’ berkata : maka kami berdiri dan sholat, lalu ketika kami selesai maka Anas berkata : aku telah mendengar Rosululloh SAW bersabda : demikian itu (sholat di akhir waktu) adalah sholatnya orang munafiq, dia duduk (santai) menunggu sholat ashar sampai ketika matahari berada di antara dua tanduk syetan (hampir terbenam), maka dia berdiri dan mematuk empat rokaat (cepat sekali seperti mematuknya burung) dan tidak ingat kepada Alloh dalam empat  rokaat itu kecuali sedikit”.

- عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «لَيْسَ فِي النَّوْمِ تَفْرِيطٌ، إِنَّمَا التَّفْرِيطُ فِيمَنْ لَمْ يُصَلِّ الصَّلَاةَ حَتَّى يَجِيءَ وَقْتُ الصَّلَاةِ الْأُخْرَى حِينَ يَنْتَبِهُ لَهَا» * رواه النسائي

Artinya : “Dari Abi Qotadah dia berkata, Rosululloh SAW bersabda : tidak termasuk tafrith (lalai) jika ketiduran, sesungguhnya lalai itu menyangkut orang yang tidak sholat sampai datang waktu sholat berikutnya baru dia bergegas untuk sholat”.
6. Kemurahan sholat diluar waktu hanya untuk tiga golongan :
a. Musafir yang punya hak jama’ qoshor, dia boleh menunda shholat dhuhur digabung dengan sholat ashar, dan sholat maghrib digabung dengan shholat isya’ (jama’ ta’khir).
b. Orang yang lupa tapi bukan karena kebiasaan lupa.
c. Ketiduran karena kecapekan atau sakit, bukan karena kebiasaan.

- عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: «رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ إِذَا أَعْجَلَهُ السَّيْرُ فِي السَّفَرِ يُؤَخِّرُ المَغْرِبَ، حَتَّى يَجْمَعَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ العِشَاءِ» * رواه البخاري

Artinya : “Dari Abdulloh dia berkata, aku melihat Rosululloh SAW dalam perjalanan, ketika perjalanan memaksa Beliau harus cepat (sampai) maka Beliau mengakhirkan sholat maghrib dan menjama’nya dengan sholat isya’”.

- عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ نَبِيُّ اللهِ ﷺ : «مَنْ نَسِيَ صَلَاةً، أَوْ نَامَ عَنْهَا، فَكَفَّارَتُهَا أَنْ يُصَلِّيَهَا إِذَا ذَكَرَهَا» * رواه البخاري

Artinya : “Dari Anas dia berkata, Nabi SAW bersabda : barang siapa yang lupa dari suatu sholat atau ketiduran darinya maka kafarohnya adalah segera melaksanakan sholat itu ketika dia ingat (bahwa dia belum sholat)”.

- عَنْ أَبِي قَتَادَةَ قَالَ: ذَكَرُوا لِلنَّبِيِّ ﷺ نَوْمَهُمْ عَنِ الصَّلَاةِ، فَقَالَ: «إِنَّهُ لَيْسَ فِي النَّوْمِ تَفْرِيطٌ، إِنَّمَا التَّفْرِيطُ فِي الْيَقَظَةِ، فَإِذَا نَسِيَ أَحَدُكُمْ صَلَاةً أَوْ نَامَ عَنْهَا فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا» * رواه النسائي

Artinya : “Dari Abi Qotadah dia berkata, mereka menceritakan kepada nabi SAW tentang ketiduran mereka dari sholat, maka Beliau bersabda: sesungguhnya tidak ada tafrith (lalai) dalam tidur, sesungguhnya tafrith itu ketika bangun (tidak segera sholat), maka ketika salah satu kamu lupa sholat atau ketiduran maka hendaklah dia melaksankan sholat tersebut ketika dia telah ingat dengan sholat tersebut”.

- عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: عَرَّسْنَا مَعَ نَبِيِّ اللهِ ﷺ، فَلَمْ نَسْتَيْقِظْ حَتَّى طَلَعَتِ الشَّمْسُ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: «لِيَأْخُذْ كُلُّ رَجُلٍ بِرَأْسِ رَاحِلَتِهِ، فَإِنَّ هَذَا مَنْزِلٌ حَضَرَنَا فِيهِ الشَّيْطَانُ» ، قَالَ: فَفَعَلْنَا، ثُمَّ دَعَا بِالْمَاءِ فَتَوَضَّأَ، ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ، وَقَالَ يَعْقُوبُ: ثُمَّ صَلَّى سَجْدَتَيْنِ، ثُمَّ أُقِيمَتِ الصَّلَاةُ فَصَلَّى الْغَدَاةَ. * رواه مسلم

Artinya : “Dari Abu Huroiroh dia berkata, kami istirahat malam bersama nabi, lalu kami tidak bangun sampai matahari  terbit, maka nabi bersabda: setiap orang supaya memegang kepala kendaraannya (segera pindah tempat), karena sesungguhnya tempat ini didatangi syetan. Abu Huroiroh berkata : kamipun melaksankan apa yang Beliau katakan, kemudian Beliau minta air, setelah Beliau berwudhu Beliau mengerjakan sholat dua rokaat. Ya’qub mengatakan : kemudian Beliau mengerjakan sholat dua rokaat, setelah iqomat sholat dikumandangkan Beliau langsung mengerjakan sholat shubuh”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar