Jumat, 20 Januari 2017

Tehnik Menghadapin Jin

H.THORIQ RAHMAT PRAKTISI RUQYAH:
HASIL DAUROH RUQYAH SYAR'IYYAH DENGAN SYEIKH ABU ALBARRA DI SENTUL BOGOR


Menghadapi Jin
Syaikh Abu Baraa' mengatakan " Cara efektif melepaskan dari gangguan jin setelah dibacakan ayat ruqyah dan jinnya bereaksi melalui tubuh pasien adalah dengan cara DIDAKWAHI jin yang berbicara dari lisan pasien. Cara berdakwah dengan jin ini penting sebab hati jin mudah di pengaruhi atau terpengaruh (lihat QS Jin bahwa jin mudah terpengaruh dengan bacaan Qur'an dan dakwah Rasulullah)
Pada saat dialog dengan Jin -----> Mengingatkan seandaikan keluarganya disakiti, dirinya disakiti seperti perbuatannya menyakiti manusia (intinya disentuh hatinya) -----> Jika jinnya kafir masukkan dalam Islam dengan bersyahadat.------> Ajari dasar dasar syariat Islam ------> suruh pergi ke makkah belajar Islam.
Jika jinnya membandel maka lakukan penyiksaan dengan Pukulan atau membaca ayat ruqyah.
KAIDAH MEMUKUL:
Memukul dalam terapi ruqyah harus tahu kapan memukul yaitu saat jin hadir.
Cara memukul---> Ibu Taimiyah memukul di pinggang dan punggung (Syaikh Abu Baraa' memberi contoh memukul ditelapak kaki). Ibnu Taimiyah tahu dan paham cara memukul dan tempat yang dipukul.
Dilarang mencekik jin melalui leher pasien sebab resikonya tinggi, bisa sakit parkinson atau peredaran darah tidak lancar.
Boleh melakukan tekanan dititik tertentu ( Syaiky mencontohkan menekan dititik pangkal hidung, dialis, dipelipis)
Penting ! Pasien jangan tersiksa saat kita menyiksa jin.
Dalil memukul Rasulullah memukul dada sahabat Nabi yang diganggu Setan Khinzib (pengganggu sholat) Nabi memukul dada sembari mengatakan Ukhruj ya Aduwallah.
Tanggapan saya :
Ada beberapa aliran komunitas ruqyah "menghindari" dialog dengan jin dan cukup pake "tehnik ruqyah tanpa kesurupan". Ustadz Achmad Junaedi mengatakan "tehnik ruqyah tanpa kesurupan" itu MUHASABAH saja dan bukan terapi ruqyah sebenarnya dan ini boleh mengawali muhasabah lalu selanjutnya dibacakan ayat ruqyah dan terjadi dialog dengan jin dan mendakwahinya.
Syaikh Abu Baraa' menjelaskan bahwa jin harus didakwahi itu menjawab pertanyaan saya bahwa ada peruqyah yg melakukan tehnik ruqyah tanpa kesurupan.
Ustadz Djunaidi bahkan mengatakan reaksi muntah itu adalah bentuk reaksi "kesurupan" paling ringan. Syaiky Abu Baraa' menjelaskan kesurupan jin ada tingkatannya dari tingkatan ringan hanya muntah, atau kesemutan dll, Kesurupan tingkat sedang yaitu tubuh digerakkan oleh jin namun pasien masih punya kesadaran menyaksikan sesi ruqyah dan kesurupan tingkat tinggi yaitu sama sekali tidak sadar dan jin menguasai sepenuhnya jiwa dan raganya (kondisi ini boleh dilakukan pukulan yg akan menyakiti jin).
Wallahu a'lam.

👆🏻teknik ruqyah tanpa kesurupan bukanlah ruqyah melainkan muhasabAH

PENTlNG : Yaitu kembalikan kepada pengobatan yag sesuai dengan syar'i, jangan kita di bingungkan dengan masalah ain dan

hasad ataupun sihir.

JAWABAN BAGl ORANG YANG BERTANYA : KENAPA SAYA TERKENA SIHIR ? Rasulullah saja terkena gangguan sihir, mana lebih baik amalan kita dengan amalan Nabi...

Orang yang terkena sihir jika dia bersabar, maka dia akan mendapatkan pahala yang sangat besar, bahkan orang yang sehat akan iri di akhirat kepada orang yang sakit, karena sangkin besarnya balasan yang Allah berikan.

Tapi kalaupun pahalanya besar, maka jangan ada di antara kita yang menginginkan terkena sihir. Bersukurlah atas apapun yang Allah berikan kepada kita.

Hadist doif : ”Setiap Ain ada ditunggangi oleh jin." Ibnu Qayyim: hadits ini do'if akan tetapi matannya shohih. Maka bisa saja Ain itu di tunggangi oleh jin.

Kaedah yang perlu kita ketahui :

JANGAN MENGHUKUMI SESUATU SEBELUM DIPELAJARI

Maka sakit apapun itu, apakah dia gangguan jin atau tidak, maka harus di pelajari secara mendetail. Karena setiap penyakit berbeda. Jangan tergesa-gesa dalam menentukan penyakit sebelum diadakan penelitian secara mendalam. .. ,

Jangan kita seperti Nabi, dai bisa menentukan karena setiap yag ia ucapkan adalah wahyu dari Allah.

10. Apakah pelaku ain harus di paksa atau tidak

Ada khilaf di kalangan ulama, akan tetapi yang benar adalah harus di paksa untuk di ambil bekasnya. Karena akan membahyakan bagi yang terkena ain. Dan membuat keluarganya susah.

11. Apakah ain akan hilang setelah pelakunya sudah mati.

Bisa saja kemungkinan ain akan hilang ketika pelakunya mati. Syekh jibrin mengatakan : Bahwa ain akan hilang ketika orang yang melakukannya meninggal, ini masyhur.

12. Ain juga bisa hilang ketika orang yang mengenai ain di ruqyah, ini pernah terjadi kepada seorang anak yang terkena ain dari keluarganya, kemudian yang mengenai ain di ruqyah dan anaknya sembuh.
13. Ain juga bisa hilang ketika yang mengenai ain meniupkan air dan di minumkan kepada orang yang terkena ain.

14. Boleh meruqyah terhadap benda-benda yang terlihat, seperti rumah, kendaraaa, kebun. Karena Rasulullah memerintahkan untuk ruqyah kepada jiwa dan harta.|

[Syaikh Abu Bara Part 2]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar