Rabu, 21 Desember 2016

Penghafal Al-qur'an harus istiqomah

اسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.
*Dr Ust. Ichwan Hadi*

*Penghafal Al-qur'an harus istiqomah*

قال حُذَيْفَة بن اليمان رضي الله عنه

يَا مَعْشَرَ الْقُرَّاءِ ، اسْتَقِيمُوا فَقَدْ سَبَقْتُمْ سَبْقًا بَعِيدًا ، فَإِنْ أَخَذْتُمْ يَمِينًا وَشِمَالًا لَقَدْ ضَلَلْتُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا .

رواه البخاري

Hudzaifah bin yaman berkata:

Wahai para ahli membaca (penghafal) al-qur'an!, istiqomahlah kalian, sebab kalian telah mendahului (selain penghafal) dengan jarak yang jauh, jika kalian berbelok kekanan dan kekiri niscaya kalian tersesat dengan kesesatan yang jauh.

Arti istiqomah adalah berpegang teguh dengan Al-qur'an dan al-hadis dalam keyaqinan, ibadah, akhlaq dan cara bermuamalah.

Berubah untuk menjadi lebih baik memang perlu waktu.

Tapi ingat..!!

Waktu kita tidak banyak...

Segeralah menuju perubahan..

Jangan menunda..

Ingat..!

Sewaktu-waktu kematian akan mengejutkan kita.

Untuk urusan ibadah..

Urusan kebaikan

Ahli Qur'an harus selalu didepan
====••••====••••====••••====

*Jika menghafal tidak karena Alloh.*

قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ: فَأَمَّا مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ لِلدُّنْيَا وَلِأَبْنَاءِ الدُّنْيَا , فَإِنَّ مِنْ أَخْلَاقِهِ:

أَنْ يَكُونَ حَافِظًا لِحُرُوفِ الْقُرْآنِ , مُضَيِّعًا لِحُدُودِهِ

مُتَعَظِّمًا فِي نَفْسِهِ

مُتَكَبِّرًا عَلَى غَيْرِهِ

قَدِ اتَّخَذَ الْقُرْآنَ بِضَاعَةً , يَتَآكَلُ بِهِ الْأَغْنِيَاءَ

وَيَسْتَقْضِي بِهِ الْحَوَائِجَ

يُعَظِّمُ أَبْنَاءَ الدُّنْيَا وَيُحَقِّرُ الْفُقَرَاءَ

إِنْ عَلَّمَ الْغَنِيَّ رَفَقَ بِهِ طَمَعًا فِي دُنْيَاهُ 

وَإِنْ عَلَّمَ الْفَقِيرَ زَجَرَهُ وَعَنَّفَهُ؛ لِأَنَّهُ لَا دُنْيَا لَهُ يُطْمَعُ فِيهَا

يَسْتَخْدِمُ بِهِ الْفُقَرَاءَ , وَيَتِيهُ بِهِ عَلَى الْأَغْنِيَاءِ.....

(أخلاق أهل القرآن للآجري)

Muhammad bin husain berkata:

Orang yang menghafal Al-qur'an karena duniya dan anak-anak dunia, maka termasuk Ahlaqnya adalah:

1- Hafal pada huruf-huruf Al-qur'an tapi menyia-nyiakan pada batas-batasnya.

2- Sombong dalam dirinya

3- Menyombongi orang lain

4- Menjadikan Al-qur'an sebagai dagangan, untuk minta makan kepada orang-orang kaya.

5- Menjadikannya alat untuk mendapat kebutuhannya.

6- Mengagungkan anak-anak  duniya dan meremehkan orang-orang faqir.

Jika mengajar orang kaya dia lembut karena menginginkan duniyanya.

Jika mengajar orang faqir dia membentak dan kasar karena orang faqir tidak punya duniya yang dia harapkan.

9- Dengan Al-qur'an dia minta pelayanan dari Orang-orang miskin dan berputar-putar mencari orang-orang kaya.
====••••====••••====••••
Semoga bermanfaat.
*الحمد لله جز كم اللّه خيرا*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar