Senin, 19 Desember 2016

Tentang Hikmah


*Hikmah*

اذا اردت أن يكون لك عز لا يفنى فلا يستعزن بعز يفنى

*_Artinya_*

Kalau engkau menghendaki keagungan yang tidak akan sirna maka jangan cari keagungan dengan keagungan yang sirna.

*_Syarh'i_*

Manusia ditakdirkan Allah dalam keadaan lemah. Oleh karena itu manusia membutuhkan penolong *dan yang menolong itu tidak ada kecuali Allah Ta'ala. Bukan harta, bukan jabatan dan bukan kekuatan. Di dalam Al-Quran disebutkan*,

اليس الله بكاف عبده.ويخوفونك بالذين من دونه

_Bukankah Allah itu mencukupi hamba-Nya dan mereka menakut-nakutimu dengan orang-orang selain Allah?_

_Allah  mencukupi hamba-Nya_, kata-kata ini berarti Perlindungan Allah.

_Dan mereka menakut-nakutimu dengan orang-orang selain Allah_, kata-kata ini menunjukkan kebatilannya segala perlindungan selain Allah SWT.

Diceritakan bahwa  *Umar bin Khottob*
_radliyallaahu 'anhu_ ketika pergi ke Baitul Maqdis, beliau memakai pakaian yang sangat sederhana, penuh dengan tambalan. *Abu Ubaidah*, Panglima Muslimin, berbisik kepada beliau supaya *mengganti pakaiannya dengan pakaian yang pantas untuk berhadapan dengan pemuka-pemuka agama negara Syam*.
Lalu *Umar mengatakan:, *Kita ini kaum yang dimuliakan oleh Allah dengan Islam. Kalau kita mencari kemuliaan dengan selain perkara yang dengan perkara itu Allah* memuliakan kita, maka Allah akan merendahkan kita".

Arti dari perkataan Sayyidina 'Umar ini adalah, *kita mulia karena kita berpegang teguh kepada ajaran Allah Ta'ala*,

bukan karena banyaknya harta,

bukan karena kuatnya pasukan bala tentara,

bukan karena kemodernan,

bukan karena keilmiahan dan teknologi.

Tetapi karena kita mencari keagungan dengan Islam, maka Allah memberikan kekayaan, kekuatan, dan kemodernan.

Alangkah indahnya seandainya orang Islam sekarang ini memahami perkataan Sayyidina Umar _radliyallaahu 'anhu_ ini.

Alangkah indahnya kalau mereka sadar akan kesalahan mereka berupa bosannya mereka kepada Islam yang menjadi sumber kemuliaan mereka.

Sadar akan kesalahan mereka berupa mencari-cari keagungan melalui kemoderennan, melalui liberalisasi Islam (Islam Liberal), dan meniru orang-orang kafir.

Simak kisah berikut untuk memantapkan keimanan.

Seorang profesor yang *atheis* berbicara dalam sebuah kelas.

Profesor :
"Apakah Allah menciptakan segala yang ada ?"

Para mahasiswa :
"Betul ! *Dia pencipta segala-nya*."

Profesor :
"Jika Allah menciptakan segala_nya, berarti Allah juga menciptakan kejahatan."

(Semua terdiam, agak kesulitan menjawab hipotesis profesor itu).

Tiba-tiba suara seorang mahasiswa memecah kesunyian.

Mahasiswa :
"Prof ! Saya ingin bertanya. *Apakah dingin itu ada?*"

Profesor :
"Pertanyaan macam apa itu ? Tentu saja, dingin itu ada."

Mahasiswa :
*Dingin itu tidak ada Prof ! Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin sebenarnya adalah *ketiadaan panas*.
*Suhu -460 Fahrenheit adalah ketiadaan panas sama sekali*.
Semua partikel menjadi diam.
Tidak bisa bertindak pada suhu tersebut.
Kita menciptakan kata 'dingin' untuk *mengungkapkan ketiadaan panas* ...

Selanjutnya! Apakah gelap itu ada ?"

*Profesor* :

"Tentu saja ada !"

*Mahasiswa* :

"Anda salah lagi Prof ! Gelap juga tidak ada.
Gelap adalah *keadaan di mana tiada cahaya*
Cahaya dapat kita pelajari. Sedangkan gelap tidak bisa ...

Kita boleh menggunakan *prisma Newton* untuk mengurai cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari panjang gelombang setiap warna.
Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap ! *Seberapa gelap suatu ruangan diukur melalui berapa besar intensiti cahaya di ruangan itu*.
Kata 'gelap' dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan cahaya.

Jadi ... *Apakah kejahatan, kemaksiatan itu ada?*"

Profesor mulai bimbang tapi menjawab juga :
"Tentu saja ada"😰

Mahasiswa :
"Sekali lagi anda salah Prof ! Kejahatan itu tidak ada.
Allah tidak menciptakan kejahatan atau kemaksiatan. Seperti dingin dan gelap juga.
Kejahatan adalah *kata yang dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan Allah dalam diri-nya*.
Kejahatan adalah *hasil dari tidak hadirnya Allah dalam hati manusia*."

Profesor terpaku dan terdiam !

Dosa terjadi karena *manusia lupa mendekatkan diri kpd  Allah serta smua nasehat kadng tdk di resapi di  dalam hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar