Tentang Qibah
By. Sucipto Abdulloh
Bismillahirrohmannirrohiim,
Wahai hamba2 Allah yg beriman dan bertaqwa, sebaik2 perkataan dan nasehat adalah AlQur’an dan AlHadist.
Orang yang berIman, seharusnya bisa saling memperhatikan, saling peduli, saling mendukung, saling melancarkan, tidak saling menjegal, tidak saling ngentahi/nggembosi, tidak saling menjatuhkan, tidak saling merugikan dan tidak saling memfitnah. Untuk itu saudaraku, harus diusahakan tetap bisa menjaga kerukunan dan kekompakan.
Kalau ADA KABAR BERITA, ISU2 YANG BERSIFAT MENJELEKKAN SESAMA ORANG IMAN, ADU DOMBA DAN PROVOKASI. MAKA SUPAYA MELAKUKAN TABAYYUN, PANDAI2 MENYARING BERITA, APAKAH BERITA ITU BENAR ATAU FITNAH, JANGAN MUDAH LANGSUNG PERCAYA, LANGSUNG MENERIMA MENTAH2, APALAGI LANGSUNG MENANGGAPI DAN MENYEBARLUASKAN, SEHINGGA BISA MEMBUAT ORANG IMAN RESAH, BINGUNG, GEGER, BAHKAN MENGARAH PADA PERPECAHAN, ITU JANGAN SAMPAI TERJADI.
INGATLAH FIRMAN ALLAH DAN SABDA NABI SAW DIBAWAH INI … “
1. “Wahai orang- orang yang beriman, seandainya ada seorang fasiq datang kepada kamu sekalian dengan membawa berita, maka mencarilah kejelasanan (tentang kebenaran berita itu), agar kamu sekalian tidak melakukan tindakan pada suatu kaum dengan kebodohan, maka kamu sekalian menjadi orang2 yg menyesal atas perbuatan kamu sekalian”. (QS. alHujurat 6).
2. “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa. Jangan pula kalian memata-matai dan saling menggunjing. Apakah di antara kalian ada yang suka menyantap daging bangkai saudaranya sendiri? Sudah barang tentu kalian jijik padanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha menerima taubat dan Maha Penyayang”. (QS. al-Hujurat 12).
3. “Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu: “Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita (orang iman) memperkatakan ini. Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar.” (QS. An-Nur 16).
4. “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar [berita] perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui”. (QS. an-Nur 19).
5. “Dan orang2 yang menyakiti (dengan menuduh) orang2 mu’min dan mu’minat dengan sesuatu (kesalahan) yang tidak mereka lakukan, maka sungguh mereka menanggung dusta dan dosa yang jelas.(QS. al-Ahzab 58).
6. “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah orang2 yang tidak beriman kepada ayat2 Allah, dan mereka itulah orang2 pendusta.” (QS. an-Nahl 105).
7. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim saat Haji Wada, Nabi SAW bersabda, “Sungguh darah, harta, dan kehormatan kalian adalah suci seperti sucinya hari ini (hari Arafah), seperti sucinya bulan ini (bulan Dzulhijjah) dan seperti sucinya negeri ini (Makkah), hingga hari kalian bertemu Rabb kalian.” (Muttafaqun ‘alaih).
8. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Jauhkanlah diri kalian dari berprasangka (buruk), karena prasangka (buruk) itu adalah sedusta-dusta perkataan (hati), janganlah kalian mendengar-dengarkan (pembicaraan orang lain) dan janganlah kalian mencari2 kesalahan orang lain, janganlah kalian bersaing yang tidak sehat, janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling membenci dan janganlah saling membelakangi. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara”. (HR. Muslim).
9. Abdullah bin ‘Umar ra berkata, “Suatu hari Rasulullah SAW naik ke atas mimbar, lalu menyeru dengan suara yang tinggi, “Wahai sekalian orang yg mengaku berislam dengan lisannya dan iman itu belum sampai ke dalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin, janganlah menjelekkan mereka, jangan mencari-cari aurat (aib) mereka. Karena orang yang suka mencari-cari aurat saudaranya sesama muslim, Allah akan mencari-cari auratnya. Dan siapa yang dicari-cari auratnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya walau ia berada di tengah tempat tinggalnya.” (HR. Tirmidzi).
10. Rasululloh SAW bersabda, “Jauhilah dirimu dari persangkaan, maka sesungguhnya persangkaan itu sedusta-dustanya perkataan.” (HR. Bukhori).
11. Rasulullaah SAW bersabda: “Cukuplah orang itu dikatakan pendusta apabila menceritakan setiap yang dia dengar.” (HR. Muslim).
12. Rasululloh SAW pernah menanya sahabatnya, ”Tahukah kalian apa yang dinamakan ghibah?” Mereka menjawab: ”Alloh dan Rosul-Nya yang lebih tau.” Lalu beliau bersabda: “Kamu menyebut apa yang dibenci saudaramu”. Mereka bertanya: “Bagaimana bila yang aku sebut itu benar-benar terjadi?” Rosululloh SAW bersabda: “Jika benar apa yang kalian katakan, maka kalian meng-ghibah. Jika tidak benar, kalian membuat kebohongan.” (HR. Muslim).
13. Rasulullah SAW bersabda,“Sesungguhnya Allah membenci kamu tiga perkara: katanya dan katanya, menyia-nyiakan harta dan sering bertanya (yang tidak bermanfaaat).” (HR. Bukhari).
14. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang dirinya merasa menzholimi saudaranya, hendaklah dia membebaskannya, karena tidaklah di sana dia memiliki satu dinar dan satu dirham berupa kebaikan melainkan akan diambil oleh saudaranya. Maka jika dia tidak memiliki kebaikan, akan diambilkan dosa saudaranya lalu dilemparkan kepada dirinya. (HR. Bukhari).
15. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya paling beratnya dosa riba orang yang selalu melecehkan orang muslim tanpa dalil yang benar.” (HR. Abu Dawud).
16. Rasulullah SAW bersabda: “Ketika saya dijalankan (Isra’ Mi’roj) saya melewati sekelompok orang yang memiliki kuku2 dari tembaga. Mereka mencakari wajah dan dada mereka sendiri. Maka saya bertanya: “Siapakah mereka itu wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang makan bangkai manusia (di dunia), mereka telah terjerumus dalam aib mereka”.(HR. Abi Dawud).
17. Nabi SAW bersabda: “Barang siapa menjaga orang iman dari orang munafiq, Allah mengutus seorang malaikat menjaganya pada hari kiamat dari neraka jahannam, barang siapa menuduh seorang Muslim dengan tujuan menyebarkan aibnya maka Allah menahan padanya di jembatan jahannam sehingga mencabut omongannya”. (HR. Abi Dawud).
18. Suatu hari Abdullah bin ‘Umar ra memandang ke Ka’bah, ia berkata, “Alangkah agungnya engkau dan besarnya kehormatanmu. Namun seorang mukmin lebih besar lagi kehormatannya di sisi Allah darimu.” (HR. Tirmidzi).
Hikmah dari dalil2 diatas monggo lur kita ambil, pahami dan kita praktekkan dlm hidup kita dengan sak pol kemampuan kita. Mumpung kita masih diberi kesempatan hidup didunia ini.
Bagi kita yang sudah pernah merasa melakukan dosa memfitnah dan mengghibah saudaranya dan kepada siapa saja, segeralah kita tobati pd Allah dan dimintakan ridhonya pd yg bersangkutan, agar kita terhindar dari adzab Allah yg sangat pedih dan tidak tergolong orang2 yg “bangkrut” diakhirat nanti.
Tidak ada satupun manusia yg bebas dari kesalahan dan dosa. Alangkah eloknya jika kita selalu mengkoreksi, intropeksi dan memperbaiki aib dan kekurangan diri sendiri, seperti yg dilakukan oleh orang2 sholih terdahulu para shahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in dan tabi’ahum.
Semoga Allah melindungi kita semua dari dosa rasan2 dan terhindar dari fitnah keji orang2 fasiq, aamiiin.
Semoga coretan bermanfaat dan barokah, aamiiin.
Alhamdulillahi jazakumullahu khoiro.
Salam, Ki Cogan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar